Senin, 07 Desember 2009

Berdo'a dengan Bisikan Cinta (1)



Doa adalah salah satu bentuk percakapan antara seorang hamba kepada Tuhan, antara seorang kekasih kepada yang dikasihinya. Kata doa berasal dari katada’ā’, yad’ū, du’ā`an atau da’watan, yang berarti undangan, seruan, atau panggilan. Ketika berdoa, kita memanggil Tuhan, dan Tuhan pun memanggil kita. Pada hakikatnya berdoa adalah saling memanggil di antara sepasang kekasih.

Adab Berdoa
Dalam berdoa, kita harus memiliki adab-adab tertentu di hadapan Allah Swt. Nabi Isa As pernah bersabda, ”Janganlah kamu berkata bahwa ilmu itu ada di langit, sehingga yang naik langitlah yang akan mendapat ilmu itu. Janganlah pula kamu berpikir ilmu itu ada di perut bumi, sehingga siapa saja yang masuk ke dalamnya akan memperoleh ilmu. Ilmu itu tersembunyi di dalam hati nuranimu. Beradablah di hadapan Allah dengan adab kaum ruhaniyyin. Berakhlaklah di hadapan Allah dengan akhlak kaum shiddiqin. Kelak ilmu itu akan memancar dari hatimu. Allah akan memberikan ilmu itu kepadamu dan memenuhi hatimu dengannya...”

Allah memerintahkan kita untuk senantiasa beradab di depan-Nya. Lalu, apa tanda beradab di hadapan Allah? Sebuah hadis Qudsi, meriwayatkan bahwa Allah berfirman, Hamba-Ku, apakah memang perkataan kamu, menyuruh Aku, tetapi perhatianmu ke kanan dan ke kiri. Kemudian engkau berbicara dengan sesama hamba-Ku yang lain. Engkau mengerahkan seluruh perhatianmu kepadanya dan engkau tinggalkan Aku?”"

Adab ketika kita berdoa kepada Allah sama halnya dengan adab kita ketika berbicara dengan sesama manusia. Waktu kita bercakap-cakap dengan orang lain, kita selalu memusatkan perhatian kita kepadanya dan tidak melirik ke kiri dan ke kanan. Namun ketika kita bermunajat kepada Allah Swt., perhatian tidak kita curahkan kepada-Nya, pikiran kita melayang kepada makhluk-makhluk lain. Kita lupa kepada Sang Khalik yang kita hadapi. Apakah termasuk perilaku yang indah jika kita menghadap Tuhan sementara perhatian kita ke sana kemari?

Al-Quran memberikan contoh doa-doa yang beradab. Doa Nabi Ayyub As. misalnya. Ketika Nabi Ayyub ditimpa penderitaan karena penyakit yang tak kunjung terobati, ia berdoa, ”Tuhanku, sungguh kesengsaraan telah menimpaku saat ini. Sementara Engkau Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.”

Ketika dilanda derita, Nabi Ayyub As. tidak berdoa dengan doa yang berisi perintah-perintah kepada Allah untuk diberikan kesembuhan. Karena adab dalam berdoa adalah tidak menggunakan kalimat-kalimat perintah di dalamnya. Tidak ada fi`il ’amr di situ. Yang selalu disebut-sebut dalam doa adalah nama Allah Swt. meskipun Allah yang menguji dengan penderitaan itu.

Begitu pula dengan Nabi Ibrahim As. ketika beliau sakit, Nabi Ibrahim tidak berdoa dengan permintaan: ”Karena Engkau yang menimpakan sakit kepadaku, . ”Melainkan Nabi Ibrahim As. berdoa, ”Apabila aku sakit, Dialah Yang memberikan kesembuhan.”

Contoh lain dari doa yang beradab adalah doa Nabi Adam As. yang amat kita kenal: “Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Sekiranya Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” Dalam doa itu, tak ada satupun kalimat perintah. 

Di Indonesia, sering kita mendengar doa-doa resmi dalam berbagai acara, yang isinya rangkaian perintah kita kepada Tuhan. Maklum, biasanya yang berdoa adalah para pejabat di kantor sehingga dia menganggap Tuhan sebagai salah satu anak buahnya. Sebuah doa di sebuah institusi pemerintah berbunyi, ”Tuhan, lunakkanlah hati para Inspektur sehingga Kota Bandung dapat memperoleh Parasamya Purnakarya Nugraha.” Doa tersebut tidak salah, hanya kurang beradab.

Adab lain dalam berdoa adalah dengan tidak meminta hal-hal yang sangat spesifik, tidak mendikte Tuhan bahwa itulah hal yang paling baik bagi kita. Misalnya kita dianjurkan tidak berdoa, ”Tuhan, sembuhkanlah aku.” Tetapi, sebaiknya kita berdoa, Ya Allah, duhai Sang Maha Penyembuh...”

Lebih beradab lagi jika kita berdoa dengan hal-hal yang bersifat umum dan memasukkan ke dalam doa itu bukan saja diri kita, melainkan juga kaum muslimin dan muslimat seluruhnya.

0 komentar: