Selasa, 15 Desember 2009

DOWNLOAD


Dahsyatnya Kekuatan Sedekah

Dahsyatnya Kekuatan Sedekah
Sedekah Di dalam Al-Quran, Al-Hadits dan atsar shahabah telah disebutkan beberapa keutamaan sedekah dan orang yang melakukannya. Baca dan renungilah secara baik dalil-dalil di bawah ini! Bersedekahlah, dan Anda akan merasakan betapa dahsyatnya kekuatan sedekah!![1]

1. Sedekah adalah Amal yang Utama
Rasulullah n telah bersabda :

اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى, وَ الْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ وَ الْيَدُ السُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ

“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, dan tangan di bawah adalah yang meminta.”[2]
‘Umar bin Khaththab a pernah berkata :

إِنَّ اْلأَعْمَالَ تَتَبَاهَى, فَتَقُوْلُ الصَّدَقَةُ : أَنَا أَفْضَلُكُمْ

“Sesungguhnya amalan-amalan itu saling membanggakan diri satu sama lain, maka sedekah pun berkata (kepada amalan-amalan lainnya), ‘Akulah yang paling utama di antara kalian’.”[3]

2. Melindungi dari Bencana
Ingatlah hadits Rasul n di bawah ini, dan sebenarnya hadits inilah yang memercikkan inspirasi kepada saya untuk menulis buku tentang pengobatan sedekah ini :

دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Obatilah orang sakit di antara kalian dengan sedekah.”[4]
Sebagian para salaf berpendapat bahwa sedekah bisa menolak bencana dan musibah-musibah, sekalipun pelakunya adalah orang zhalim. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah v mengatakan, “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir (pendosa), zhalim, atau bahkan orang kafir, karena Allah l akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantaraan sedekah tersebut…”.[5] Ibrahim An-Nakha’i juga menegaskan, “Para salaf berpandangan bahwa sedekah dapat menghindarkan orang yang zhalim (dari berbagai marabahaya dan kesusahan).”[6]

3. Berlipat Ganda Pahalanya
Allah l telah berfirman, “Perumpamaan (infak yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah [2] : 261)
Rasul n juga bersabda :

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ, وَ لاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ, وَ إِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ

“Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma yang berasal dari mata pencaharian yang baik –dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik–, maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dipelihara untuk pemiliknya sebagaimana seseorang di antara kalian memelihara anak kuda, sehingga sedekah itu menjadi (besar) seperti gunung.”[7]
Yahya bin Ma’ad berkata, “Aku tidak mengetahui adanya sebuah biji yang beratnya sebanding dengan gunung di dunia, kecuali dari biji yang disedekahkan.”[8]

4. Menghapus Dosa dan Kesalahan
Rasul n bersabda :

تَصَدَّقُوْا وَلَوْ بِتَمْرَةٍ, فَإِنَّهَا تَسُدُّ مِنَ الْجَائِعِ وَ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ

“Bersedekahlah kalian, meski hanya dengan sebiji kurma. Sebab, sedekah dapat memenuhi kebutuhan orang yang kelaparan, dan memadamkan kesalahan, sebagaimana air mampu memadamkan api.”[9]
Beliau n juga pernah memberikan nasihat kepada para pedagang :

يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ, إِنَّ الشَّيْطَانَ وَ اْلإِثْمَ يَحْضِرَانِ الْبَيْعَ, فَشُوْبُوْا بَيْعَكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Wahai sekalian pedagang, sesungguhnya setan dan dosa menghadiri jual beli kalian, maka sertailah jual beli kalian dengan sedekah.”[10]

5. Menjadikan Harta Berkah dan Berkembang
Bersedekah bisa menjadikan pelakunya memiliki harta yang berlimpah. Maka, jadilah orang kaya, dengan bersedekah. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya’.” (Saba’ [34] : 39)
Rasulullah n bersabda :

إِنَّ اللهَ لَيُرَبِّي لأَحَدِكُمُ التَّمْرَةَ وَ اللُّقْمَةَ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فُلُوَّهُ أَوْ فَصِيْلَهُ حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ أُحُدٍ

“Sesungguhnya Allah akan mengembangkan sedekah kurma atau sepotong makanan dari seorang di antara kalian, sebagaimana seorang di antara kalian memelihara anak kuda atau anak untanya, sehingga sedekah tersebut menjadi besar seperti bukit Uhud.”[11]

6. Melapangkan Jalan ke Surga, Menyumbat Jalan ke Neraka
Allah l berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menginfakkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran [3] : 133-134)
Rasulullah n bersabda :

اِجْعَلُوْا بَيْنَكُمْ وَ بَيْنَ النَّارِ حِجَابًا وَلَوْ بِشِقِّ التَّمْرِ

“Buatlah penghalang antara dirimu dan api neraka walaupun hanya dengan separuh butir kurma.”[12]

7. Bukti Kebenaran dan Kekuatan Iman
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah n menegaskan :

وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ

“Sedekah adalah menjadi burhan (bukti).”[13]
Maksudnya, sedekah adalah bukti keimanan pelakunya. Sesungguhnya orang munafik menolak keberadaan sedekah karena tidak meyakininya. Barangsiapa yang mau bersedekah, maka hal itu menunjukkan kebenaran imannya.[14]
Rasul n juga bersabda :

لاَ يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ اْلإِيْمَانُ فِي قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا

“Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.”[15]

8. Membawa Keberuntungan dan Merupakan Pintu Gerbang Semua Kebaikan
Allah k telah berfirman, “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr [59] : 9)
Dalam ayat lain, Allah juga menegaskan, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sehahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali ‘Imran [3] : 92)

9. Penggemar Sedekah Mendapat Naungan di Mahsyar
Sedekah akan menolong pelakunya dari kesengsaraan dalam perjalanan menuju alam akhirat. Rasulullah n bersabda :

كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ

“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskannya perkara-perkara di antara manusia.”[16]
Di dalam hadits lain, beliau n juga bersabda :

ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَدَقَتُهُ

“Naungan seorang mukmin di hari kiamat adalah sedekahnya.”[17]

10.Pahalanya Mengalir Terus Setelah Mati
Rasul n bersabda :

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنُ مِنْ عَمَلِهِ وَ حَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ –وَ ذَكَرَ مِنْ ذَلِكَ- وَ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لابْنِ السَّبِيْلِ بَنَاهُ أَوْ نَهَرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَتِهِ وَ حَيَاتِهِ يَلْحَقَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ

“Pahala amalan dan kebaikan yang bakal menghampiri seorang mukmin sepeninggalnya –-beliau menyebutkan di antaranya–, (yakni) mushaf yang ia tinggalkan, masjid yang ia bangun, rumah untuk orang yang dalam perjalanan yang ia bangun, sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya di kala sehat dan hidupnya, maka ia akan bakal menghampirinya sepeninggalnya.”[18]

11.Menghadiahkan Pahala Sedekah kepada Mayit Disyariatkan
Menurut para ulama ahlus sunnah, bahwa sedekah yang kita keluarkan untuk seseorang yang telah meninggal dunia, maka pahalanya akan sampai kepada si mayit. Hal ini merupakan bukti betapa agungnya sedekah dan betapa mulianya orang yang gemar bersedekah. Banyak hadits yang mempertegas masalah ini. Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah x :

أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِيُّ n فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّ أُمِّي اُفْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَ لَمْ تُوْصِي, وَ أَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ. أَفَلَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ : نَعَمْ

“Bahwasanya ada seseorang yang datang menemui Rasulullah n seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal secara tiba-tiba dan tidak berwasiat. Aku menduga, sekiranya ia mampu berbicara, tentu ia ingin bersedekah. Apakah ia akan mendapatkan pahala bila aku bersedekah atas nama ibuku?’ Beliau menjawab, ‘Ya’.”[19]

Footnote :
[1] Lihat Kaifa Tunammi Amwalaka, hal. 9.
[2] Muslim 1/717, no. 1033.
[3] Shahih Ibni Khuzaimah 4/95, no. 2433; Al-Mustadrak karya Al-Hakim 1/416, ia mengatakan, “Ini adalah hadits shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim.”
[4] Syu’abul Iman, karya Baihaqi 3/282, no. 3558. Al-Albani menghasankan hadits ini di dalam Shahihul Jami’ 1/634, no. 3358.
[5] Lihat Min ‘Ajaibish Shadaqah, hal. 25.
[6] Syu’abul Iman, karya Baihaqi 3/283, no. 3559.
[7] Diriwayatkan oleh Bukhari dengan lafazh darinya, dan Muslim.
[8] Lihat Kaifa Tunammi Amwalak, hal. 19.
[9] Al-Musnad Ahmad 1/95, no. 104, Az-Zuhd, karya Ibnul Mubarak 229, no. 651. Dishahihkan Al-Albani dalam kitab Shahihul Jami’ 1/568, no. 2951.
[10] Jami’ut Tirmidzi 3/514, no. 1208, ia berkata, “Hasan shahih”, dan Al-Albani menshahihkannya di dalam Shahihut Tirmidzi 2/4, no. 966.
[11] Diriwayatkan oleh Ahmad (24940). Al-Albani menshahihkannya di dalam Shahihul Jami’ish Shaghir (1815).
[12] Al-Mu’jamul Kabir, karya Thabrani 18/303, no. 777. Al-Albani menghasankannya di dalam Shahihul Jami’ 1/94, no. 153.
[13] Diriwayatkan oleh Muslim (I/203) no. 223.
[14] Lihat Syarhu Muslim, karya An-Nawawi 3/127, dan Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, karya Ibnu Rojab 2/23 dan 24.
[15] Al-Musnad, karya Ahmad 14/202, no. 8512, dan Shahih Ibni Hiban 8/43, no. 3251. Seorang muhaqqiq mengatakan, “Hadits shahih lighairihi.”
[16] Al-Musnad, karya Ahmad 28/568, no. 17333. Dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah 4/94, no. 2431; Ibnu Hibban 8/104, no. 3310; dan Hakim 1/416.
[17] Shahih Ibni Khuzaimah 4/95.
[18] Sunan Ibni Majah 1/88, no. 242, dan disebutkan di dalam kitab Az-Zawa’id. Dihasankan oleh Ibnu Mundzir. Dihasankan oleh Al-Albani dalam kitab Shohih Al-Jami’ 1/443, no. 2231.
[19] Shahihul Bukhari no. 1388; Al-Fath 3/299; dan Muslim 1/696, no. 1004.

Jumat, 11 Desember 2009

Doa Muhasabah Diri


Bismillah, walhamdulillah, walaa ila haillallohu wallohuakbar…
Ya Alloh Ya Robbul ‘izzati, hanya kepada Engkau-lah hamba ini menyembah, hanya kepada Engkau-lah hamba ini memohon pertolongan, hanya kepada Engkau-lah hamba ini bersimpuh, hanya kepada Engkau-lah hamba ini bermunajad, hanya kepada Engkau-lah hamba ini tertunduk, hanya kepada Engkau-lah hamba ini terpatuh, hanya….hanya…dan hanya…kepada Engkaulah kami berserah..

Ya Alloh Ya Robbal ‘alamin, akan segala karunia Engkau kami haturkan syukur biliisan alhamdulillah, bil janan dengan penuh senyum ketertundukan akan segala karunia2 Mu, bil Arkan akan ‘amal perbuatan dari Mu akan penuh kehusyukan ketertundukan dan penuh ketho’atan akan segala perintah dan laranganMu.

Ya Alloh Ya Robbal ‘alamin, akan segala karunia Engkau kami haturkan syukur, Ya Alloh Ya Rohman, akan segala rasa kasih yang Engkau berikan kepada semua makhlukMu, ya Alloh ya Rohim akan segala sayang yang Engkau berikan kepada para hambaMu yang beriman dan ber ‘amal sholih…

Dengan tanpa segala daya kekuatan yang Engkau berikan kepada hamba, takkan pernah mampu diri ini berkarya, takkan mampu diri ini berlomba, takkan mampu diri ini berupaya, takkan mampu diri ini berlari, takkan mampu diri ini berjalan, takkan mampu diri ini melambai, takkan mampu diri ini mengangguk, takkan mampu diri ini tertawa, takkan mampu diri ini tersenyum, takkan mampu diri ini berkedip, takkan mampu diri ini…takkan mampu diri ini…takkan mampu diri ini…menuju akan segala perintah dan larangan-Mu, tersimpuh tunduk akan segala kebesaran-Mu…

Dengan segala kekurangan, dengan segala kesalahan, dengan segala kerendahan, dengan segala dosa-dosa yang kami pikul, dengan segala aniaya yg hamba perbuat sendiri akan kehilafan, dengan segala…segala…segala…segala yang tak pernah sempurna pada hamba akan sifat makhluk-Mu Ya Robb….
Kami mohon ampun Ya Allah..kami mohon ampun yaa Ghoffar...

Dengan penuh keyakinan akan segala sifat-Mu ya Robb, sujud syukur akan segala karunia, sujud kami haturkan akan segala ketundukan, kepasrahan, memohon segala ampunan-Mu ya Robb…amin..


inspirasi dari: http://jokoftn01.blog.uns.ac.id/2009/10/20/muhasabah-doa/

Pintu-Pintu Rezeki


1. Taqwa

Mari kita lihat Al-Thalaaq (65: 2-3) :……"Barangsiapa yang bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya Rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

Ayat di atas jelas sekali menyatakan, siapapun kita jika bertakwa pada Alloh pasti mendapatkan dua anugerah sekaligus : Jalan keluar yang baik atas semua permasalahan yang kita hadapi. Alloh mengangkat masalah dan kesulitan kita, dan mengganti dengan kemudahan-kemudahan yang tidak disangka-sangka. Alloh memberikan sejumlah rejeki yang tidak kita duga sebelumnya.

Mari kita lihat Al-A’raaf (7:96) :………"Dan jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, patilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

2. Bertobat, Istigfar Kepada Alloh atas dosa-dosa yang telah kita lakukan.

An-Nuur 31 Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh, hai orang-orang beriman, supaya kamu beruntung.”
Nuh 10-12 Nuh berkata kepada kaumnya :” Maka aku katakan kepada mereka:’Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, an mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai.
Masih kurang ayatnya ?


Pahami Huud 3 ”Dan hendaklah kamu meminta ampun pada Tuhanmu dan bertobat padanya, niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai waktu yang ditentukan, dan dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan-keutamaan. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.”

Barangsiapa yang senantiasa memohon ampun, Alloh akan membuatkan untuknya untuk setiap dukacita sebuah kebahagiaan, dan untuk setiap situasi yang sulit sebuah jalan keluar, dan akan menambahnya dengan makanan dari tempat yang tiada ia sangka-sangka datangnya” (HR. Abu Daud)


3. Pasrah dengan takdirNya, kita sadar bahwa tiada kekuatan untuk memperoleh kebaikan atau menghindari perbuatan jahat, kecuali atas izin Alloh (semua berkah dan bencana adalah akibat putusan Alloh).

Ath-Thalaaq 2-3 :” …..Barangsiapa bertakwa pada Alloh, niscaya Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh rela mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

Taubah 59 “Jika mereka sungguh-sungguh ridho dengan apa yang diberikan Alloh dan Rasulnya kepada mereka, dan berkata:’Cukuplah Alloh bagi kami, Alloh akan memberikan kepada kami sebagian dari karuniaNya dan demikian (pula) rasulNya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Alloh’(tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)”.

Nabi Muhammad Saw bersabda,” Seandainya kamu bertawakal pada Alloh pada jalan yang Alloh ridhoi, niscaya kamu akan diberi nikmat seperti burung, mereka hidup (mencari makan) pada pagi hari dengan sangat lapar, dan kembali pada senja hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi).


4. Ibadah dan hanya menyembah kepada Alloh.

Ingat ……….! Nasihat Rasulullah: “Beramallah kamu untuk duniamu seolah-olah engkau hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok.” Dan “…..Beribadahlah kepada Alloh seolah-olah kamu melihatnya, jika tidak bisa melihatnya, yakinlah bahwa Alloh melihat kamu.”

Nabi Muhammad Saw bersabda:”Alloh Ta’ala berfirman ,’Wahai anak Adam ! Luangkan waktumu sejenak untuk menyembahKu, Aku akan menganugerahimu kekayaan dan menghilangkan kemiskinanmu. Dan jika kamu tidak menyembahKu, Aku akan membuat dirimu sibuk, dan tidak akan menghapuskan kemiskinanmu (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majjah).

Dengan Hadist senada Rasullullah Saw bersabda:”Tuhanku pemilik segala kejayaan berfirman.’Wahai anak Adam, luangkan waktu sejenak untuk tetap menyembahKu, Aku akan menganugerahimu kekayaan. Wahai anak Adam jangan batasi dirimu dengan Ku, atau Aku akan membuatmu miskin dan membuatmu sibuk dengan pekerjaan (HR Al Hakim)

5. Bersyukur.

Ibarhim 7Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklum kan:’Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangatlah pedih.” .

An-Nahl 14 “Dan Dialah, Alloh yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari laut itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karuniaNya, dan supaya kamu bersyukur.”

Simak Janji Alloh di QS Ali Imran (3:145) “Dan kami akan membalas orang-orang yang bersyukur.”

6. Menunaikan Ibadah Haji dan Umroh.

Nabi bersabda “ Ikutilah antara haji dan umrah (kerjakan haji dan umrah) berulang-ulang, karena baik haji dan umrah menghapuskan kemiskinan, dan dosa-dosa seperti tungku api panas yang membersihkan besi, emas dan perak yang kotor. Dan haji yang mebrur tidak ada balasan kecuali surga (HR.Tirmidzii).

7. Membina Tali Silaturrohim

Pahami Hadist Nabi “Barangsiapa yang merasa senang dengan nikmatnya yang bertambah dan lamanya hidup diperpanjang, maka biasakanlah bersilaturahmi” (HR Bukhari).

“Pelajarilah (yang cukup) silsilahmu, agar kamu bisa membina tali silaturahmi, karena ,membina tali silaturahmi menambah jalinan kasih sayang diantara keluarga-keluarga, memperbanyak kekayaan dan memperpanjang umur (HR. At Tirmidzi)

“Barangsiapa yang senang dengan lama hidupnya yang bertambah, dn rizki yang bertambah, dan kematian yang jahat akan dihindarkan darinya, maka bertakwalah kepada Alloh, dan binalah tali silaturahmi.” (HR Ahmad)

8. Menginfakkan sebagian harta kita di jalan Alloh.

Baqarah 268
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir, tidak berinfak), sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan daripadaNYa dan karunia yang melimpah. Dan Alloh Maha Luas KaruniaNya lagi Maha Mengetahui.”

9. Hijrah karena Alloh
,

An-Nisaa 100 “Barangsiapa berhijrah di jalan Alloh, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Alloh dan RasulNya, kemudian kematiannya menimpanya (sebelum sampai pada tempat yang dituju) maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Alloh. Dan adalah Alloh Maha pengampun lagi Maha Penyanyang.

10. Menikah.

An-Nuur 32 Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Alloh akan meKAYAkan mereka dengan karuniaNya. Dan Alloh Maha Luas (pemberianNya) lagi maha mengetahui.”

Inilah janji Alloh kepada kita dan orang disekitar kita untuk segera menikah karena Alloh. Kita harus memotivasi mereka. Jangan kuatir ! Jika mereka miskin, Alloh akan memampukan mereka, Alloh akan mengayakan mereka, syaratnya harus menikah karena mencari dan memperoleh ridho Alloh.

Jadi, masihkah ada hal yang menghalangi kita untuk menikah ?
Masih takut miskin setelah menikah ?

Al-Israa’ 31Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”

Ternyata Alloh berjanji bahwa kekayaan karena berani menikah tidaklah dibatasi untuk suami istri, tetapi juga untuk anak-anak hasil pernikahan.Subhanalloh, Alloh adalah Ar-Razzaaq, Dialah yang memberikan rezeki seluruh hambaNya.


11.Berbuat baik pada orang-orang fakir miskin.

Nabi bersabda ”Temukanlah aku dalam orang-orang yang miskin, sebab satu-satunya alasan kamu ditambah nikmat dan dibantu dalam kemenangan adalah karena kemiskinanmu.” (HR At-Tirmidzi)

12. Jujur dalam berbisnis,

Rasululloh bersabda ”Dua orang yang berserikat, mempunyai hak (untuk membatalkan perjanjian) selama mereka tidak saling berpisah (satu sama lain). Maka, jika dua orang yang berserikat itu saling percaya 9satu sama lain), dan jujur dalam menjelaskan (melepaskan salah satu pasal), maka mereka akan diberi nikmat dalam perserikatan mereka. Tetapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan (pasal itu), maka nikmat-nikmat mereka dicabut (HR.Muslim).

Nabi Muhammad Saw: ” Alloh berfirman,’ Aku adalah Pihak Ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah satu diantara keduanya tidak menipu rekan kerjanya. Tapi jika salah satunya menipu rekan kerjanya, maka Aku meninggalkan (perserikatan) diantara mereka, dan setan akan datang (HR. Abu Daud).

13. Menjadikan akhirat sebagai tujuan utama.

Rasululloh bersabda,”Barangsiapa yang menjadikan dunia ini sebagai satu-satunya tujuan akhir (yang utama), niscaya Alloh akan menyibukan dia (dengan urusan dunia itu), dan Dia akan membuatnya miskin seketika, dan ia akan dicatat (ditakdirkan) merana di dunia ini. Tetapi barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuan akhirnya, maka Alloh akan mengumpulkan teman-teman untuknya, dan Dia akan membuat hatinya kaya, dan dunia akan takluk dan menyerah padanya (HR.Ibnu Majjah dan Imam Tirmidzi).

Wahai anak Adam ! Luangkan waktumu sejenak untuk menyembahKu, niscaya Aku akan membuatmu kaya, dan menghapuskan kemiskinanmu. Dan jika kamu tidak melakukannya, maka Aku akan menyibukkan tanganmu dengan pekerjaan-pekerjaan, dan tidak akan menghapus kemiskinanmu. (HR. Abu Hurairah)

14. Berusaha (bekerja keras) dan berdoa.

Pahami Al-Mulk 15 “ Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari sebagian rizkiNya. Dan hanya kepadaNyalah kamu kembali setelah dibangkitkan.”

Al-Muzammil 20 Alloh mengetahui bahwa akan ada diantara kamu orang-orang yang sakit (bermalas-malasan) dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Alloh.”

Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kukabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina (QS Al Mukmin 60)

. Al-Jumu’ah 10 “ Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di permukaan bumi, dan carilah karunia Alloh, dan ingatlah Alloh banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

Kita pasti menyadari rezeki harus dijemput dengan bekerja keras (bukan bermalas-malasan), dan kita pasti sadar dengan berdoa kemungkinan kita menjadi kaya raya semakin tinggi.
Marilah kita terus bekerja keras dan berdoa. Minta semua yang kita inginkan untuk kebahagiaan dunia akhirat kita.

Senin, 07 Desember 2009

25 Do'a dari Al Qur'an

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(Quran 2:186)
  • Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (2:201)

  • Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (2:250)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. (2:286)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. (2:286)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (2:286)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia). (3:8)

  • Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (3:147)

  • Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (3:192)

  • Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman”. (3:193)

  • Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. (3:193)

  • Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (3:194)

  • Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (7:23)

  • Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu. (7:47)

  • Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (7:89)

  • Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu). (7:126)

  • Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang’zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir. (10:85-86)

  • Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. (14:38)

  • Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (18:10)

  • Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (25:74)

  • Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. (40:7)

  • Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (40:8)

  • Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman. (44:12)

  • Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (59:10)

  • Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. (60:4)

  • Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (66:8)
Sumber 

Doa Sapu Jagad


Begitu populernya do'a ini. Sebuah do'a yang tertera dalam kitab suci Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 201. Di dalam kegiatan manasik haji, do'a ini menjadi idola para calon jamaah haji. Maklum dengan hafal do'a ini, konon akan mempermudah para jama'ah dalam melakukan aktivitas perjalanan hajinya.

Do'a ini mampu mengganti do'a-do'a lain, yang begitu banyak tersebar dalam setiap aktivitas di tanah haram. Begitu populernya do'a ini, sehingga setiap orang ketika melakukan do'a untuk memohon sesuatu kepada Allah, baik secara pribadi maupun secara kolektif, selalu ditutup dengan do'a ini.

 

QS. Al-Baqarah (2) : 200 - 202
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyangmu, atau berzikir lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian di akhirat. 
Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Sungguh sangat layak do'a ini disebut sebagai doa 'sapu jagad' atau doa universal, sebab :

1. Jangkauannya kini & nanti (dunia & akhirat)
Apa yang diinginkan oleh do'a ini memiliki jangkauan yang sangat luas. Isi dalam do'a ini tidak menginginkan suatu yang bersifat materi, tetapi lebih kepada sesuatu yang memiliki makna lebih penting, lebih luas, lebih menyeluruh, dengan masa yang sangat panjang. Tidak terbatas pada kehidupan dunia saja tetapi, menjangkau pada kehidupan akhir yang lebih abadi, lebih kekal, dan lebih indah dibanding dengan kehidupan kini.

QS. Al-A'laa (87) : 16-17
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.


QS. Qashash (28) : 77
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan, janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. 


Meskipun urusan duniawi begitu kecilnya dibandingkan dengan urusan akhirat, tetapi tetap urusan duniawi jangan dilupakan. Karena melalui dunia inilah keberhasilan akhirat akan kita dapatkan.

2. Mengapa formulasinya dunia lebih dahulu ?
Apakah lebih penting dunia dibanding akhirat? Seseorang bertanya dalam suatu diskusi agama. "Apabila akhirat lebih penting, mengapa di dalam kita berdo'a, yang diucapkan lebih dahulu, atau yang diminta lebih dahulu adalah kebahagiaan dunia? Bukan kebahagiaan akhirat? Apa maksudnya?" Maka dengan bijaksana, sang ustadz-pun menjawab: "Benar, bahwa akhirat itu memang lebih penting. Dengan didahulukannya sebutan dunia, bukan 'berarti dunia yang lebih penting, tetapi justru akhirat-lah yang jauh lebih penting."

Lanjut pak Ustadz : "Rasul pernah mengatakan bahwa hidup ini bagaikan garis lurus. Jika anda yakin seperti apa yang disampaikan Rasulullah, maka sebenarnya dunia dan akhirat berada pada satu garis lurus. Artinya kita akan bertemu dengan akhirat setelah kita melalui dunia ini."

Dengan kata lain, jika yang kita tuju hanya dunia saja, kita tidak akan bertemu dengan akhirat. Karena letaknya akhirat di ujung perjalanan. Sebaliknya jika yang kita tuju adalah kehidupan akhirat, kita pasti akan bertemu dan melewati dunia." "Hal itu dikarenakan posisi dunia berada pada jarak yang lebih dekat, sementara akhirat berada pada penghujung perjalanan manusia....". "...alhamdulillaah, saya mengerti ustadz, terima kasih..." jawab sang penanya.

3. Perbandingan dunia dan akhirat
Selain masalah sebutan yang mendulukan dunia daripada akhirat, perbandingan dunia dan akhirat selalu saja menjadi bahan pembicaraan dalam setiap diskusi. Kata seseorang peserta diskusi : "Dunia ini begitu luasnya, bumi tak ada artinya dibanding dengan besarnya alam semesta raya yang sulit diukur batasnya. Lalu bagaimana dengan kehidupan akhirat nanti? Seberapa luas kehidupan akhirat nanti?"

Pak Ahmad, sebagai salah satu peserta diskusi mencoba menjawabnya :"...tentu kita tidak bisa mengukur secara pasti luasnya negeri akhirat, tetapi saya teringat kata rasulullah saw, bahwa perbandingan dunia dengan akhirat seperti setetes air yang jatuh dari ujung jari kita ke dalam samudera. Sementara air yang ada di samudera itulah akhirat nanti...!

Berarti benar-benar kehidupan dunia yang nampaknya luas dan besar ini, tidak ada artinya sama sekali, dibanding dengan kehidupan akhirat. Yang jauh lebih luas, jauh lebih kekal, jauh lebih abadi, dan jauh lebih indah..." Peserta diskusinya pun membenarkan pendapatnya.

Begitu pendapatnya disetujui oleh peserta lain, Ahmad pun membuka Al-Qur'an yang ada di tangannya, dan ia mengutip sebuah ayat Al-qur'an yang berbunyi :

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di ahirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(QS. Al-Hadiid 57 : 20)


4. Digunakan sebagai penutup do'a
Disebut do'a sapu jagad, karena do'a ini telah disepakati oleh para ulama, bahwa berdo'a tanpa do'a ini rasanya tidak lengkap. Bahkan begitu populernya do'a sapu jagad ini, sampai seorang non Islam yang bekerja sebagai fotografer pada suatu acara pernikahan, ia hafal betul. Setelah pak ustadz membaca do'a "Rabbanaa aatina fiddunya hasanah..."ini, sang fotografer pun mengetahui bahwa do'a telah menjelang selesai. Dan ia siap bertugas untuk memotret acara berikutnya.

Pak Robert sang juru potret itu, ketika ditanya oleh seseorang yang kebetulan duduk di sebelahnya, mengapa ia mengetahui bahwa do'a pada acara itu sudah menjelang selesai? ia menjawab :
"wah, saya sudah hafal betul. Do'a sepanjang apa pun menurut pengalaman saya, jika sudah sampai pada do'a tersebut berarti do'a sudah hampir selesai." Katanya.

5. Tidak berani minta surga
Satu hal yang perlu kita ingat dan kita renungkan, ialah bahwa dalam do'a ini kita tidak diajari untuk meminta surga. Sementara dalam kehidupan kita sehari-hari apabila kita bertanya pada setiap orang, apa yang mereka inginkan jika mereka berbuat baik? Mungkin lebih dari sembilan puluh persen mereka akan mengatakan minta surga. Tetapi do'a sapujagad ini, do'a yang paling dihafal oleh seluruh umat Islam ini adalah do'a yang di dalamnya tidak mengajarkan untuk minta surga. Ada apa gerangan? Mengapa?

Dari seluruh ayat Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata-kata surga, tidak satu pun ayat yang mengatakan bahwa manusia dengan perbuatan baiknya yang telah dilakukan ketika hidup di dunia, dengan sendirinya ia akan masuk surga. Tetapi yang ada di dalam Al-Qur'an ialah bahwa Allah-lah yang akan memasukkan surga kepada siapa yang dikehendakiNya. Allah menggunakan kekuasaanNya, dan akan memasukkan surga kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Surga adalah milik Allah. Surga adalah sebuah hadiah dari Allah bagi orang yang berhasil dalam perjuangannya ketika di dunia.

Surga adalah tempat kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt. Surga bukan ada dengan sendirinya. Surga bukan tujuan akhir bagi seorang hamba. Sebab tujuan akhir dari perjalanan manusia adalah Allah SWT. Dzat Yang Maha Indah, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Raja di hari kemudian, Dialah Allah Azza walla, Dzat Yang Maha segala Maha.... Yang hanya kepadaNya semua akan kembali.

QS. At-Taubah (9) : 21
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal,


QS. An-Nisa' (4) :13
Hukum-hukum tersebut itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. 


QS.Al-Insan (76) : 31
Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.


6. Yang diminta dalam do'a sapu jagad
Dalam do'a tersebut yang diharapkan dan diminta oleh seorang hamba kepada Tuhannya ada tiga aspek utama. Yang hal tersebut secara eksplisit lebih dipentingkan dari pada surga.

a. Dunia yang Khasanah
Apakah dunia yang khasanah itu? Dunia yang khasanah adalah kehidupan dunia yang menentramkan hati, yang menjadikan jiwa menjadi tenang dan damai. Merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Bisa sabar terhadap ujian dan cobaan yang menimpa, serta selalu bersyukur terhadap nikmat yang yang diberikan.

QS. Al-Fajr (89) : 27-30
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.


b. Akhirat yang Khasanah
Apakah akhirat yang khasanah itu? Kehidupan di hari akhir nanti tak ada pilihan lain kecuali surga atau neraka. Surga adalah tempat balasan bagi orang-orang yang berhasil dalam kehidupannya. Ia telah sukses menjalankan perintah Allah, dan dengan rela ia meninggalkan larangan-laranganNya.

Sementara neraka adalah tempat siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah. Mereka selalu melakukan perbuatan yang dilarangNya dan tidak pernah menjalankan apa yang diperintahkanNya.

Di alam akhirat nanti, orang-orang yang mendapatkan akhirat khasanah, mereka betul-betul bahagia. Selain mendapatkan surga yang telah dijanjikan Allah, mereka juga bertemu dengan Allah swt dalam keadaan bahagia.

QS. Al-Hasyr (59) : 20
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.


QS.Al-Kahfi (18) : 31
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah; 


QS. Ali-Imran (3) : 12
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya".


c. Terhindar dari siksa api neraka
Neraka, adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Demikian informasi dari Al-Qur'an al Karim. Bahkan bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu. uih, begitu menggiriskan...tentu saja sebagai hamba yang beriman kita mohon untuk dihindarkan dari siksa neraka ini. Karenanya do'a sapu jagad tersebut, betul-betul do'a yang tepat, yang universal, yang dipakai untuk penutup dari segala do'a.

QS. Ali-Imran (3) : 10
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,


QS. Ali-Imran (3) : 192
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.


7. Yang penting adalah mendapat ampunanNya 
Mohon ampun adalah salah satu sifat dari orang yang taqwa. Di dalam Al-Qur'an disebutkan bagaimana ciri-ciri orang yang bertaqwa yang selalu mohon ampunan Allah

QS. An-Nisa' (4) : 106
dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 


QS. An-Nisa' (4) : 110
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


QS. Ali-Imran (3) : 17
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.


Bahkan mohon ampun di waktu malam (waktu sahur), merupakan salah satu ciri istimewa bagi orang yang bertaqwa. Bangun di waktu sepertiga malam ketika sebagian besar manusia terlelap dalam tidurnya, seorang hamba yang bertaqwa bangun dari tidurnya. Bergegas ia ke kamar mandi mengambil air wudhu. Dibasuhnya semua perilaku yang salah, melalui tangannya. Dibasuhnya ucapan yang sering khilaf melalui mulutnya. Dibasuhnya pandangannya, dibasuhnya nafasnya, dibasuhnya fikirannya... Dan akhirnya dibasuhnya kedua kakinya dengan maksud agar langkah kakinya yang sering tak terarah itu menjadi bersih, suci, untuk menghadap sang Ilahi.

Dan akhirnya setelah semua anggota wudhu' sudah dibasuhnya dengan khusyu, ia mengangkat kedua tangannya untuk bermunajat kepada Allah:
"Asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammad abduhu warasuluhu. Allahummaj'alni minattawwabina, waj'alni minal mutathahhiriina." (HR. Attirmidzi)

Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah jadikanlah aku sebagai golongan orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci.

Dengan wudhu yang semacam itu, maka terasa begitu lapang dada ini. Maka ketika seorang hamba mengangkat kedua tangannya untuk memulai shalat, yaitu ketika takbiratul ihram, niscaya hatinya akan terfokus hanya untuk Allah semata. Bacaan saat itu terasa menggetarkan dada. Dan insya Allah, Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Pengampun akan memaafkan segala kesalahan hambaNya.

Ampunan adalah kunci surga. Tak ada seorang pun yang bisa masuk surga tanpa ampunanNya. Sebab manusia selalu berpeluang untuk melakukan kesalahan.

Seorang yang mendapatkan ampunanNya insya Allah jalannya akan lurus. Dan insya Allah akan mendapat kesuksesan dalam hidupnya. Baik di dunia ini lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti.

Sungguh tak seorang pun yang bersih dari khilaf dan salah. Manakala seorang hamba terlanjur berbuat salah, maka mohon ampun itulah obat mujarabnya. Dengan bertaubat sebenar-benarnya taubat, insya Allah terbukalah hijab yang menutupi hatinya. Karena hijab inilah yang membuat manusia menjadi tertutup nuraninya, sehingga sering berbuat salah. Dan Allah pun, insya Allah akan memberikan ampunan yang tiada terhingga itu, untuk hamba yang dicintaiNya. 7 Maret 2007.
Sumber :

Do'a Yang Dikabulkan



Do'a merupakan suatu perbuatan atau tindakan untuk melakukan komunikasi dengan Tuhan atau Yang Maha Suci, para dewa, atau kepada hal yang gaib, yang ditemukan di semua agama atau kepercayaan yang dilakukan disetiap waktu. Do'a merupakan tindakan pribadi atau bersama dengan berbagai cara. Do'a merupakan suatu percakapan, jalinan persahabatan dengan Yang Maha Kuasa.

Setiap kita mempunyai permasalahan, biasanya kita akan mengkomunikasannya dengan orang lain yang kita percayai dapat menyelsaikan masalah kita. Biasanya setelah kita melakukan komunikasi tersebut, beban kita akan berkurang dan bahkan ada yang selesai masalahnya. Dengan komunikasi ini beban hidup akan menjadi berkurang.
Komunikasi antar manusia biasa disebut dengan interpersonal communication, maka komunikasi dengan Tuhan disebut dengan trancendental communcation atau biasa disebut dengan do'a.
Kalau kita ber do'a kepada Tuhan, maka kita telah melakukan komunikasi dengan Tuhan untuk mengadukan pemasalahan kita kepada-Nya.

Dalam Islam Allah swt sangat mencintai orang-orang yang rajin bedo'a kepada-Nya sebagaimana disebut dalam hadist "Mintalah anugrah kepada Allah. Sesungguhnya Allah senang untuk diminta" (H.R.Tirmidzi) dan Allah saat murka kepada orang yang tak berdo'a kepada-Nya sebagaimana disebut dalam hadist "Barangsiapa yang tidak berdo'a kapada Allah, maka murka Allah kepadanya." (H.R.Tirmidzi)

Agar do'a kita dikabulkan oleh Allah swt. maka perlu kita perhatikan beberapa hal sbb:
1. Awali do'a dengan Asmaul Husna
Dalam A-Qur'an disebutkan dalam surat Al-A'raf 7:180 "Allah mempunyai Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan."

2. Ucapkan dengan kalimat Tauhid
Setelah membacakan Asmaul Husna, maka kita membacakan Kalimah Tauhid sebagai pernyatan dan ekspresi kita kepada Allah yang Maha Esa, Maha Berkuasa, Maha Pengasih dan tiada sekutu bagi-Nya.

3. Berdo'a dengan prasangka baik
Dalam berdo'a, kita harus berprasangka baik kepada Allah, bahwa Dia akan selalu mengabulkan do'a kita.

4. Berdo'a dengan hati yang sungguh-sungguh
Allah akan mengabulkan do'a dari hati yang bersih dan sungguh-sungguh. Allah tidak akan mengabulkan do'a orang yang tidak bersungguh-sungguh atau setengah hati dalam memohon do'anya.

5. Berdo'a lah dengan kerendahan hati

Dalam berdo'a kita harus merendahkan hati di hadapan Allah. Allah tidak menyukai orang-orang yang tinggi hati atau sombong. Buanglah kesombongan yang ada dalam diri kita agar Allah mendengar permohonan kita.

6. Berdo'a lah dengan permintaan yang jelas
Kita harus meminta kepada Allah dengan permintaan yang jelas dan terfokus. Kalau kita memintakan sesuatu kepada Allah, maka sebutkan permintaan itu dengan jelas, kalau perlu sebutkan dengan spesifik.

7. Manfaatkan waktu-waktu yang baik
Do'a itu dapat dilakukan kapan dan dimanapun, tapi coba kita manfaatkan untuk berdo'a di waktu-waktu utama yang do'a kita lebih didengar oleh Allah swt.

a. Sepertiga malam
"Rasullah saw. bersabda: Setiap malam, Tuhan kita turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam akhir. Maka Allah berfirman: Barangsiapa yang berdo'a kepada-Ku, pasti Aku kabulkan, dan barangsiapa yang memohon kepada-Ku, pasti Aku beri, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni." (H.R.Bukhar, Muslim, Tirmidzi)

b. Tengah malam dan setelah shalat fardhu
"Rasulullah saw. pernah ditanya. 'Wahai Rasullah, kapankah do'a yang paling didengar Allah?' Rasullah saw. menjawab: 'Do'a ditengah malam dan do'a setelah shalat fardhu." (H.R.Tirmidzi)

c. Pada saat lapang
"Rasullah saw. bersabda: 'Barangsiapa yang menginginkan do'anya dipenuhi Allah ketika ia dalam kesulitan, maka hendaklah ia memperbanyak do'a diwaktu lapang." (H.R.Tirmidzi & Hakim)

d. Ketika sujud
"Rasullah saw. bersabda: 'Jarak yang paling dekat antara seseorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika sujud. Maka perbanyaklah do'a ketika sujud." (H.R.Muslim)

e. Pada hari Jum'at
"Rasullah saw. bersabda: 'Pada hari Jum'at itu ada suatu saat yang apabila kebetulan seorang muslim shalat sambil meminta sesuatu kepada Allah swt, maka Allah akan memberinya apa yang ia minta." (H.R.Muttafaq 'Alaih)

f. Anatar adzan dan iqamah
"Rasullah saw. bersabda: 'Do'a antar adzan dan iqamat tidak akan ditolak." (H.R.Tirmidzi)

g. Pada hari Arafah
Rasullah saw. bersabda "Alhajju 'Arafah" yang artinya "puncak ibadah itu wukuf di Arafah"
Perbanyaklah do'a ketika wukuf di Arafah karenaitu merupakan waktu dan tempat terbaik untuk berdo'a.
Kesimpulannya adalah dalam berdo'a kita harus mengetahui adab-adab, waktu untuk berdo'a agar do'a kita idengar oleh Allah swt. (25  Agustus 2009)

Sumber :
http://www.syaarar.com/index.php?module=content&id=173

Sebab dikabulkan dan ditolaknya Do'a


Sebab dikabulkan dan ditolaknya Do'a

Dalil Al-Quran: 
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ .
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al-Mukmin: 60)
 
 
Dalil dari Hadis Qudsi
عن أنس بن مالك رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عز وجل قال: أربع خصال: واحدة منهن لي، وواحدة لك، وواحدة بيني وبينك، وواحدة فيما بينك وبين عبادي. فأما التي لي لا تشرك بي شيئًا. وأما التي لك علي فما عملت من خير جزيتك به. وأما التي بيني وبينك فمنك الدعاء وعلي الإجابة. وأما التي بينك وبين عبادي فارض لهم ما ترضى لنفسك.
Artinya: “Dari Anas bin Malik ra. Nabi saw menyampaikan firman Allah: “Ada empat kualitas, satu diantaranya adalah untuk-Ku, satu untukmu, satu antara aku dan kamu dan satulagi antara kamu dan hamba-Ku. Adapun yang menjadi hak-Ku adalah engkau tidak mensekutukan-Ku dengan suatu apapun. Adapun yang hakmu dari-Ku adalah apa yang engkau lakukan dari kebaikan, engkau akan mendapat ganjarannya. Adapun yang di antara aku dan kamu adalah doa. Sedangkan yang di antara kamu dan hamba-hamba-Ku adalah maka ridhokanlah untuk mereka apa yang engkau relakan untuk dirimu.”
Dalil dari Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
أخرج الإمام أحمد بسنده عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله : من لم يسأل الله يغضب عليه.
Dari Abu Hurairoh ra, Rosulullah bersabda: “ Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah akan marah kepadanya. (HR. Ahmad)
Pentingnya untuk berdoa karena ia sebut juga sebagai ibadah.
روى الإمام أحمد بسنده، عن النعمان بن بشير رضي الله عنه ، قال: قال رسول الله : إن الدعاء هو العبادة، وقرأ هذه الآية :وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ .
Dari Nu’man din Basyir ra. Rosulullah bersabda: “Sesungguhnya doa adalah ibadah”. Lalu nabi membaca firman Allah: “Dan Berkatalah Tuhan kalian: ”Berdoalah kepadaku, Aku akan kabulkan doa kalian. (QS. Ghofir :60)
 
Sebab-sebab tidak dikabulkannya doa diantaranya:
Tergesa-gesa untuk minta dikabulkan, berbuat dosa, memutuskan silaturrahim, serta memakan dan mengenakan yang haram. Dalilnya hadist shohih riwayat Imam Muslim:
وفي صحيح مسلم عن أبي هريرة رضي الله عنه: لا يزال يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم، أو قطيعة رحم، ما لم يستعجل. قيل يا رسول الله: ما الاستعجال؟ قال: يقول قد دعوت وقد دعوت فلم أر يستجاب لي فيتحسر عند ذلك ويدع الدعاء.
Dari Abu Hurairoh ra Rosulullah bersabda: “Doa seorang tidak selalu dikabulkan jika melakukan dosa, atau memutuskan silaturrahim, atau tidak tergesa-gesa. Sahabt lalu bertanya: “Apakah tergesa-gesa itu ya Rosulullah?” Rosulullah bersabda: “ Seorang berkata, Aku telah berdoa namun belum juga dikabulkan, llau ia berputus asa, kemudian tidak lagi berdoa.” (HR. Muslim)
وفي الحديث الآخر: يمد يديه إلى السماء يا رب يا رب ومطعمه حرام، وملبسه حرام، وغذي بالحرام، فأنى يستجاب لذلك.
Dalam Hadist yang lain disebutkan: “Seorang menengadakan tangannya ke langit sambil berdoa, ya Tuhanku, ya Tuhanku, sdangkan makanannya haram, pakaiannya haram bagaiamana mungkin dikabulkan.
 
Sebab dikabulkan doa: 
Menghadirkan hati, tidak berputus asa jika belum dikabulkan dan berdoa pada waktu yang mustajab. Diantara waktu yang mustajab adalah: Di pertiga malam saat Allah turun ke langit dunia, ketika azan, dan di antara azan dan Iqomah, setelah sholat wajib dan ketika khotib Naik mimbar sampai selesai sholat jumat. 
Di antara adab berdoa: 
Menghadirkan hati sambil menghadap qiblat dan keadaan suci, berdoa dengan penuh kekhusyu’an sambil mengangkat kedua tangan, mengawali doa dengan membaca tahmid dan sholawat, mengakui segala dosa dengan membaca istighfar dan bertaubat, bertawasul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah serta yakin bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah. Dalam Kitab Mustadrok Imam Hakim meriwayatkan:
عن أبي هريرة رضي الله عنه ، عن النبي  قال: «ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يقبل الدعاء من قلب غافل لاه»
Dari Abu Hurairoh ra, Nabi saw bersabda: “Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai.

في السنن وصحيح أبي حاتم عن أنس رضي الله عنه ، أنه كان مع رسول الله  جالسًا ورجل يصلي، ثم دعا فقال: اللهم أني أسألك بأن لك الحمد لا إله إلا أنت، أنت المنان، بديع السموات والأرض، يا ذا الجلال والإكرام، يا حي يا قيوم. فقال النبي : لقد دعا الله باسمه العظيم الذي إذا دعي به أجاب وإذا سئل به أعطى. 
Dalam kitab sunan dan shohih Abi Hatim, Anas bin Malik meriwayatkan bahwa ia bersama Rosulullah sedang duduk, sedangkan seorang sedang sholat kemudian berdoa: “Ya Allah aku memohon kepadamu dengan Segala pujian yang engkau miliki, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau maha pemberi, pencipta langit dan bumi, Ya Allah yang memiliki keagungan dan kemuliaan, Wahai yang maha menghidupkan dan Maha berdiri sendiri”. Maka Nabi bersabda: “Ia telah berdoa kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang agung yang apabila ia berdoa dengan nama-nama itu akan dikabulkan, apabila dipinta akan diberi.”
 
Merintih dalam berdoa sesuatu yang disukai oleh Allah:
Imam Al-Auza’i meriwayatkan hadist dari Aisyah:
ذكر الأوزاعي، عن الزهري، عن عروة، عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله : إن الله يحب الملحين في الدعاء.
Dari Aisyah ra, Rosulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang merintih dalam berdoa”.
 
Doa senjata orang beriman dan menolak datangnya bencana
عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه ، قال: قال رسول الله : «الدعاء سلاح المؤمن، وعماد الدين، ونور السموات والأرض. 
Dari Ali bin Abi Tholib ra, Rosulullah bersabda: “Doa adalah senjata orang beriman, tiang agama dan cahaya langit dan bumi.
Imam Ibnu Abi Dunya menyebutkan dalam kitabnya: “Orang-orang yang dikabulkan doa” bahwa seorang sahabat dari anshor bernama Abu Ma’qol seorang pedang, tatkala ia didatangi seorang pencuri yang meminta semua hartanya, lalu ia meminta izin terlebih dahulu untuk sholat. Kemudian ia berwudhu, lalu sholat empat rakaat, ketika di sujud terakhir ia membaca doa: 
يا ودود، يا ذا العرش المجيد، يا فعالاً لما تريد، أسألك بعزك الذي لا يرام، وبملكك الذي لا يضام، وبنورك الذي ملأ أركان عرشك أن تكفيني شر هذا اللص، يا مغيث أغثني! يا مغيث أغثني.
Ketika selesai salam, ia melihat seorang berkuda telah berdiri di sampingnya, kemudian menghunus pedang lalu membunuh pencuri tersebut. Ia kemudian bertanya, siapakah anda? Penunggang kuda itu menjawab: Saya adalah malaikat dari langit ke empat, saya mendengarmu berdoa lalu aku datang ke mari untuk menolongmu.
Imam Hasan Al-Basri mengatakan: Barang siapa berwudhu lalu sholat empat rakaat kemudian membaca doa ini baik dalam kondisi terdesak atau tidak kecuali dikabulkan doanya.
وعن ثوبان رضي الله عنه ، عن النبي  قال: لا يرد القدر إلا الدعاء، ولا يزيد في العمر إلا البر، وإن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه.
Dari Tsauban ra, Nabi Saw bersabda: “Tidak ada yang dapat menolak qodar kecuali doa, tidak ada yang menambah umur kecuali kebaikan, Sesungguhnya seseorang terhalang dari rezeki karena dosanya. Wallahu a’lam bishowab (26 Juni 2009)
 
Sumber :
H. Zulhamdi M. Saad, Lc

Tingkatan Doa (Doa dengan bisikan cinta part.2)

Tingkatan Doa

Doa dalam tingkatan paling rendah adalah doa-doa orang awam. Doa jenis ini ditandai dengan rangkaian perintah kepada Tuhan. Biasanya doa ini berisi permintaan kita agar diberi sesuatu, berisi harapan kita dan permohonan agar dilindungi dari hal-hal yang ditakuti.

Tingkatan selanjutnya adalah doa yang berbunyi, ”Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu surga dan berlindung kepada-Mu dari api neraka.” Dalam doa ini, kita meminta kepada Tuhan agar diberi surga dan dijauhkan dari neraka. Pada tingkatan ini, kita mengharapkan pahala dan dilepaskan dari siksa; kita memohon keberuntungan dan dihindarkan dari malapetaka; kita menginginkan harta yang banyak dan dijauhkan dari kesengsaraan. Seluruh doa kita hanya berkisar di antara ganjaran dan hukuman.

Lebih tinggi lagi tingkatannya adalah doa yang berbunyi, ”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu.” berbeda dengan doa sebelumnya, sang pendoa sudah tidak lagi memikirkan pemberian atau ancaman Tuhan, tetapi ia hanya memedulikan keridhaan dan kemurkaan Allah Swt.

Doa pada tingkatan berikutnya berisi pengakuan akan kehinaan dan kekecilan diri kita. Doa itu hanya berisi percakapan hamba dengan Tuhannya; yang menceritakan betapa lemahnya ia di hadapan kebesaran Tuhannya. Doa ini bersifat pengakuan dan pengaduan diri kita kepada Allah. Seperti doa Nabi Adam As: Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami. Sekiranya Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.

Doa-doa seperti itu sulit untuk diamini ketika dipanjatkan bersama-sama. Sebaliknya, doa yang berisi kalimat-kalimat perintah, amat mudah untuk kita amini. Karena doa yang isinya perintah hanya ditujukan untuk diri sendiri, sifatnya sangat egoistis. Doa itu misalnya, "Tuhanku, ampunilah aku, sayangi aku, tingkatkan derajatku, dan berilah rezeki kepadaku." Kalimat dalam doa itu semua berujung kepada kata "aku". Sekali lagi, doa itu tidak salah, tetapi doa itu merupakan doa dalam tingkatan yang paling rendah.

Ketika kita mendengar doa yang berisi pengakuan akan kehinaan diri, kita sulit untuk mengamininya. Untuk doa seperti itu, kita tidak mengikuti dengan menyebutkan "amin", tetapi kita mengikuti doa itu dengan sepenuhnya hati dan menghayati setiap kata di dalamnya.

Kita dianjurkan untuk mengadu kepada Allah Swt; mengakui segala kenistaan kita dihadapan-Nya. "Tuhanku, kepada diri-Mu, aku adukan diri yang memerintahkan kejelekan, yang bergegas melakukan kesalahan, yang tenggelam dalam kemaksiatan pada-Mu, yang menjadikan aku orang celaka dan terhina..."

Tingkatan doa yang paling tinggi adalah doa yang merupakan bisikan-bisikan cinta dari seorang kekasih kepada yang dikasihinya. Doa itu merupakan rayuan pencinta kepada Sang Tercinta agar Dia memelihara cinta-Nya. Doa-doa itu senada dnegan isi surat Majnun kepada Laila: "Aku turut berbahagia atas pernikahanmu. Aku tidak meminta apa-apa kecuali engkau mengenang bahwa di satu tempat ada seseorang yang sekiranya tubuh dia tercabik-cabik binatang buas, ia akan masih tetap menyebut namamu." Dalam ucapan itu, meskipun ada permintaan, tetapi disampaikan dengan cara yang amat halus; dengan yang penuh adab.

Rabiah al-Adawiyah, seorang sufi besar, berdoa dengan doa yang amat terkenal. Dalam doa itu, Rabiah bertutur: "Tuhanku, kalau aku mengabdi kepada-Mu karena takut akan api neraka, masukkanlah aku ke dalam neraka itu dan besarkan tubuhku di dalamnya, sehingga tak ada tempat lagi bagi hamba-hamba-Mu yang lain. Namun, kalau aku menyembah-Mu karena menginginkan surgaMu, berikan surga itu kepada hamba-hamba-Mu yang lain. Bagiku, Engkau sudah cukup ..."

Doa indah Rabiah telah sampai pada tingkatan cinta. Karena doa itu telah menjelma menjadi bisikan cinta, orang merasa enak dalam memanjatkannya. Meskipun doa itu teramat panjang, karena kita tengah mengucapkan rayuan, kita akan tahan berlama-lama. Orang yang telah berdoa dengan tingkatan yang paling atas akan merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika ia berdoa dengan rangkaian doa-doa yang panjang.

Sebagai ilustrasi akhir, mari kita renungkan, cerita Nabi Ibrahim as akan meninggal dunia. Malaikat Izrail datang untuk mencabut nyawanya. Nabi Ibrahim berkata kepadanya, "Mana mungkin Sang Khalik mematikan kekasih-Nya?" Nabi Ibrahim seakan menggugat mengapa seorang pencinta mematikan pencintanya. Allah lalu menjawab, "Bagaimana mungkin seorang kekasih tak mau berjumpa dengan kekasihnya?" Mendengan jawaban itu, Ibrahim berkata, "Kalau begitu, ambillah nyawaku sekarang juga."

Apakah kita tidak ingin mencapai derajat seperti yang dicapai Nabi Ibrahim sebagai kekasih Allah? (Demikian uraian panjang dikutip dari tulisan Jalaludin Rakhmat)


Sumber :
http://kadhafihamdie.blogspot.com/2009/02/berdoa-dengan-bisikan-cinta.html


Berdo'a dengan Bisikan Cinta (1)



Doa adalah salah satu bentuk percakapan antara seorang hamba kepada Tuhan, antara seorang kekasih kepada yang dikasihinya. Kata doa berasal dari katada’ā’, yad’ū, du’ā`an atau da’watan, yang berarti undangan, seruan, atau panggilan. Ketika berdoa, kita memanggil Tuhan, dan Tuhan pun memanggil kita. Pada hakikatnya berdoa adalah saling memanggil di antara sepasang kekasih.

Adab Berdoa
Dalam berdoa, kita harus memiliki adab-adab tertentu di hadapan Allah Swt. Nabi Isa As pernah bersabda, ”Janganlah kamu berkata bahwa ilmu itu ada di langit, sehingga yang naik langitlah yang akan mendapat ilmu itu. Janganlah pula kamu berpikir ilmu itu ada di perut bumi, sehingga siapa saja yang masuk ke dalamnya akan memperoleh ilmu. Ilmu itu tersembunyi di dalam hati nuranimu. Beradablah di hadapan Allah dengan adab kaum ruhaniyyin. Berakhlaklah di hadapan Allah dengan akhlak kaum shiddiqin. Kelak ilmu itu akan memancar dari hatimu. Allah akan memberikan ilmu itu kepadamu dan memenuhi hatimu dengannya...”

Allah memerintahkan kita untuk senantiasa beradab di depan-Nya. Lalu, apa tanda beradab di hadapan Allah? Sebuah hadis Qudsi, meriwayatkan bahwa Allah berfirman, Hamba-Ku, apakah memang perkataan kamu, menyuruh Aku, tetapi perhatianmu ke kanan dan ke kiri. Kemudian engkau berbicara dengan sesama hamba-Ku yang lain. Engkau mengerahkan seluruh perhatianmu kepadanya dan engkau tinggalkan Aku?”"

Adab ketika kita berdoa kepada Allah sama halnya dengan adab kita ketika berbicara dengan sesama manusia. Waktu kita bercakap-cakap dengan orang lain, kita selalu memusatkan perhatian kita kepadanya dan tidak melirik ke kiri dan ke kanan. Namun ketika kita bermunajat kepada Allah Swt., perhatian tidak kita curahkan kepada-Nya, pikiran kita melayang kepada makhluk-makhluk lain. Kita lupa kepada Sang Khalik yang kita hadapi. Apakah termasuk perilaku yang indah jika kita menghadap Tuhan sementara perhatian kita ke sana kemari?

Al-Quran memberikan contoh doa-doa yang beradab. Doa Nabi Ayyub As. misalnya. Ketika Nabi Ayyub ditimpa penderitaan karena penyakit yang tak kunjung terobati, ia berdoa, ”Tuhanku, sungguh kesengsaraan telah menimpaku saat ini. Sementara Engkau Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.”

Ketika dilanda derita, Nabi Ayyub As. tidak berdoa dengan doa yang berisi perintah-perintah kepada Allah untuk diberikan kesembuhan. Karena adab dalam berdoa adalah tidak menggunakan kalimat-kalimat perintah di dalamnya. Tidak ada fi`il ’amr di situ. Yang selalu disebut-sebut dalam doa adalah nama Allah Swt. meskipun Allah yang menguji dengan penderitaan itu.

Begitu pula dengan Nabi Ibrahim As. ketika beliau sakit, Nabi Ibrahim tidak berdoa dengan permintaan: ”Karena Engkau yang menimpakan sakit kepadaku, . ”Melainkan Nabi Ibrahim As. berdoa, ”Apabila aku sakit, Dialah Yang memberikan kesembuhan.”

Contoh lain dari doa yang beradab adalah doa Nabi Adam As. yang amat kita kenal: “Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Sekiranya Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” Dalam doa itu, tak ada satupun kalimat perintah. 

Di Indonesia, sering kita mendengar doa-doa resmi dalam berbagai acara, yang isinya rangkaian perintah kita kepada Tuhan. Maklum, biasanya yang berdoa adalah para pejabat di kantor sehingga dia menganggap Tuhan sebagai salah satu anak buahnya. Sebuah doa di sebuah institusi pemerintah berbunyi, ”Tuhan, lunakkanlah hati para Inspektur sehingga Kota Bandung dapat memperoleh Parasamya Purnakarya Nugraha.” Doa tersebut tidak salah, hanya kurang beradab.

Adab lain dalam berdoa adalah dengan tidak meminta hal-hal yang sangat spesifik, tidak mendikte Tuhan bahwa itulah hal yang paling baik bagi kita. Misalnya kita dianjurkan tidak berdoa, ”Tuhan, sembuhkanlah aku.” Tetapi, sebaiknya kita berdoa, Ya Allah, duhai Sang Maha Penyembuh...”

Lebih beradab lagi jika kita berdoa dengan hal-hal yang bersifat umum dan memasukkan ke dalam doa itu bukan saja diri kita, melainkan juga kaum muslimin dan muslimat seluruhnya.

Doa Rasulullah


Doa adalah ibadah yang sangat agung, yang tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah Subhanahu wata'ala. Hakikat doa adalah menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah Ta'ala dan berlepas diri dari daya dan upaya makhluk. Doa merupakan tanda Ubudiyah (penghambaan diri secara totalitas kepada Allah Ta'ala). Doa juga merupakan lambang kelemahan manusia. Di dalam ibadah doa terkandung pujian terhadap Allah Ta'ala. Disamping itu terkandung juga sifat penyantun dan pemurah bagi Allah Ta'ala. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Doa itu adalah ibadah." (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang banyak berdoa, memohon dan menunjukkan ketergantungan kepada Allah Subhanahu wata'ala. Beliau sangat menyukai kalimat-kalimat yang ringkas namun sarat makna dan juga menyukai ucapan-ucapan doa.

Di antara doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah:
"Ya Allah, tolonglah daku dalam menjalankan agama yang merupakan pelindung segala urusanku. Elokkanlah urusan duniaku yang merupakan tempat aku mencari kehidupan. Elokkanlah urusan akhiratku yang merupakan tempat aku kembali. Jadikanlah kehidupanku ini sebagai tambahan segala kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai ketenangan bagiku dari segala kejahatan." (HR. Muslim)

Di antara doa beliau adalah
"Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Ya Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan bala tentaranya, atau aku melakukan kejahatan terhadap diriku atau yang aku tujukan kepada seorang muslim lain." (HR. Abu Daud)

Demikian pula doa berikut ini:
"Ya Allah, cukupilah aku dengan rizki-Mu yang halal (supaya aku terhindar) dari yang haram, per-kayalah aku dengan karunia-Mu (supaya aku tidak meminta) kepada selain-Mu." (HR. At-Tirmidzi)


Di antara permohonan beliau kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala :
"Ya Allah, ampunilah dosaku, curahkanlah rahmat-Mu kepadaku dan temukanlah aku dengan teman yang tinggi derajatnya." (Muttafaq 'alaih)


Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berdoa memohon kepada Rabb Subhanahu wa Ta’ala baik pada waktu lapang maupun pada saat sempit. Pada peperangan Badar, beliau berdoa kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala hingga jatuh selendang beliau dari kedua pundaknya, memohon kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala agar menurunkan pertolongan bagi kaum muslimin dan menjatuhkan kekalahan atas kaum musyrikin. Beliau sering berdoa untuk dirinya sendiri, untuk keluarga dan ahli bait beliau, untuk sahabat-sahabat beliau bahkan untuk segenap kaum muslimin.

Di cuplik dari :
Sehari Di Kediaman Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam
By : Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim

Sebarkanlah jika hal ini bermanfaat ^_^